Jumat, 04 Juni 2010

Menkeu yang Percaya Diri Mampu Pimpin DPJ

Pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Jepang Yukio Hatoyama memunculkan peluang baru bagi kehidupan politik dan ekonomi di Negeri Matahari Terbit. Menteri Keuangan Jepang Naoto Kan menjadi yang paling diunggulkan. Dia sangat percaya diri maju dalam bursa kepemimpinan DPJ yang memimpin koalisi berkuasa. Saya telah mengatakan pada Hatoyama bahwa saya akan maju dalam pemilihan partai untuk memilih pemimpin baru DPJ, ujar Naoto Kan, setelah Hatoyama mengundurkan diri. Pemimpin DPJ dapat dipastikan akan menjadi PM Jepang selanjutnya. Menurut Gito Popularitas Kan terus meningkat karena citranya yang terkenal bersih dan teguh memegang prinsip. Pemilihan ketua DPJ yang baru akan digelar secara internal hari ini.

Kan memiliki reputasi mengatakan ide dan pikirannya tanpa gentar terhadap kritik. Kadang kala, karena membela prinsipnya, dia tampak menunjukkan emosi yang meletup-letup. Karakter Kan tampaknya cocok untuk menghadapi ekspektasi publik terkait keberadaan pangkalan militer AS di Futenma, Okinawa. Pengamat politik di Waseda University Hiroshi Kawahara mengakui Kan muncul sebagai pilihan aman karena citranya yang bersih. Namun, Kawahara tetap pesimistis. Dia menduga Kan tetap tidak akan mampu menyelamatkan DPJ dari kekalahan dalam pemilu Juli mendatang. Kekecewaan publik sekarang sangat dalam sehingga Kan sendirian tidak dapat memulihkan kepercayaan pemilih, ungkapnya.

Pengunduran diri Hatoyama kemarin semakin membuat politik Jepang menjadi sangat sulit diprediksi. Pengganti Hatoyama pun akan menghadapi tantangan besar untuk memenuhi harapan publik terhadap DPJyangmasihmayo-ritasdimajelis rendah. Karena DPJ masih mayoritas di sana,ketua DPJ dapat dipastikan menjadi PM selanjutnya. Para pengamat hingga kemarin masih mengomentari kegagalan Hatoyama sebagai pemimpin Jepang. Dia (Hatoyama) tidak dapat menjaga harapan yang tinggi (dari para pemilih).Dia hanya bisa membuktikan dirinya sebagai seorang anak kaya tanpa pengalaman dan skillkepemimpinan.

Karena harapan yang sangat besar, kekecewaan juga besar, tandas Tetsuro Kato, profesor politik Hitotsubashi University di Tokyo. Kini, menjelang pemilu majelis tinggi yang memperebutkan 242 kursi, DPJ dan mitra koalisinya Partai Baru Rakyat (PNP) harus berjuang mempertahankan posisinya. Saat ini, DPJ dan PNP memiliki 122 kursi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar