Kamis, 05 Agustus 2010

BMKG: Luwu Raya Curah Hujan Tinggi

Badan Meterologi Klematologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan di kawasan Luwu Raya masih tinggi hingga akhir Agusutus mendatang. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkot Palopo Andi Dahri AP mengatakan, sesuai surat edaran BMKG Pusat menyebutkan, sejumlah wilayah bagian utara Sulsel dilanda curah hujan yang tinggi yang mengancam terjadinya bencana banjir. Beberapa wilayah itu meliputi Kota Palopo, Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Tana Toraja, dan Kabupaten Wajo. “Sesuai edaran BMKG, di wilayah Sulsel bagian utara salah satunya Kota Palopo curah hujan sangat tinggi sampai 200-300 mm artinya berpotensi dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir lagi,” ujar Dahri.

Menurut dia, pihaknya telah menempatkan sejumlah petugas di sejumlah titik rawan banjir guna mengantisipasi terjadinya banjir. Untuk itu, ia mengimbau kepada semua lapisan masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai dalam kota, untuk tetap waspada terhadap ancaman banjir susulan. Sementara itu, tingginya curah dalam dua hari terakhir di Kabupaten Enrekang menyebabkan dua sungai yakni,sungai Mata’allo dan sungai Sa’dan yang membelah kota Enrekang meluap. Akibat meluapnya air sungai tersebut menyebabkan banjir menggenangi sejumlah wilayah di Enrekang. Informasi yang diperoleh harian Seputar Indonesia (SI), sungai Mata’allo dan sungai Sa’dan mulai meluap sekitar pukul 18.00 wita, Rabu( 4/8) dan menggenangi pemukiman warga di Kecamatan Enrekang.

Debit air sungai terus meningkat hingga banjir semakin meluas hingga Kamis (5/8) pukul 03.00 dini hari.Kejadian ini membuat puluhan rumah warga di dusun Batili dan dusun Melati Kecamatan Enrekang terendam banjir. Hampir seluruh rumah warga yang berada di perumahan Griya Batili Permai tergenang air.Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Meski banjir tersebut tidak sampai menelan korban jiwa,namun meluapnya air sungai Mata’allo dan sungai Saddan membuat warga kota Enrekang dan sekitarnya panik. Tidak hanya pemukiman warga, banjir juga merendam sejumlah fasilitas umum dan perkantoran yang berada di ibukota Kabupaten Enrekang yang berlokasi tidak jauh dari sungai Mata’allo.

Diantaranya, SMK PGRI Enrekang, pelataran kantor dinas pendidikan serta halaman kantor BRI Enrekan. Karena, ruang kelas SMK PGRI di lantai satu tergenang air, terpaksa pihak sekolah meliburkan siswanya.“ Air sungai yang meluap mulai merembes ke pemukiman warga di desa Batili sekitar pukul 18.00 wita. Saat itu, banjir datang, kota Enrekang memang diguyur hujan deras,” kata Marlin,42,warga desa Batili saat dihubungi kemarin.

Sementara itu, Wakil Bupati Enrekang, Nurhasan didampingi Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Enrekang, Amiruddin dan Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Kakansatpol), H Sujasman langsung memantau perkembangan meluapnya air sungai Mata’allo dan sungai Sa’dan di pemukiman warga yang berada di sekitar bantaran sungai sejak Rabu sore hingga Kamis dini hari kemarin.Selain memantau rumah-rumah warga, wakil bupati juga memantau pasar sentral Enrekang yang tidak sempat tergenang air. Sementara itu, banjir juga terjadi di wilayah Salubarani Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja atau sekitar tiga kilometer dari daerah perbatasan kabupaten Enrekang-Toraja, Kamis (5/8) sekitar pukul 06.00 wita.

Meski, air tidak sampai menggenangi pemukiman warga, namun air sempat menggenangi poros trans Sulawesi menuju Makale ibukota Tana Toraja serta sawah dan perkebunan warga juga terendam air. Jimmy Andilolo, 49, warga Getengan Kecamatan Mengkendek mengatakan saat dirinya melintas di daerah Salubarani dari Makassar hendak menuju Kota Makale sekitar pukul 06.00 Wita, poros jalan tergenang air setinggi mata kaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar