Kamis, 05 Agustus 2010

Kapolresta Gowa Diminta Mundur

Kapolresta Gowa AKBP Rudi Hananto diminta segera mundur dari jabatannya. Rudi dianggap tak bisa menjadikan Kabupaten Gowa sebagai daerah yang kondusif pasca pilkada.


Desakan itu disampaikan massa yang melakukan aksi unjukrasa di depan Mapolresta Gowa kemarin siang. Massa yang mengatasnamakan Kesatuan Aksi Pemuda Mahasiswa dan Sarjana Indonesia (Kapmasi) Gowa ini datang dengan menumpang truk. Awalnya, para pengunjukrasa berniat bertemu langsung Kaporesta Gowa AKBP Rudi Hananto. Namun, ternyata Rudi tak berada di tempat.Para pengunjukrasa itu kemudian diterima Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polresta Gowa Kompol Hardeny. Pengunjukrasa menilai, pascapilkada terjadi sejumlah aksi teror di Kabupaten Gowa. Beberapa kejadian itu antara lain terbakarnya Kantor Lurah Katangka dan penemuan bom molotov di dua kantor lurah di Kecamatan Sombaopu.

“Kapolres harus bertanggungjawab atas kejadian ini.Apalagi data masyarakat dan dokumen negara ikut terbakar. Kalau memang tidak bisa,Kapolres sebaiknya mundur dari jabatannya,” kata Ketua Kapmasi Gowa Israwadi dalam orasinya. Menurutnya, kasus ini sebenarnya tak sulit untuk diungkap. Apalagi sebelumnya, sejumlah oknum telah mengancam melakukan pembakaran terhadap fasilitas pemerintah, termasuk Kantor Bupati Gowa.“Saya kira itu sudah menjadi indikasi kuat untuk kepolisian.Kami mengultimatum aparat bisa mengungkap kasus ini 3 x 24 jam,”jelas Israwadi. Lebih lanjut, para pengunjukrasa juga menyayangkan sikap kepolisian saat pengamanan aksi unjukrasa di perbatasan yang mengakibatkan jalan tersebut macet.

Polisi dinilai pilih kasih dalam menangani aksi unjukrasa yang memacetkan poros provinsi di perbatasan Kabupaten Gowa-Makassar.“ Sudah jelas jalan dimacetkan hanya untuk kepentingan sekitar 30 orang saja.Tetapi polisi malah memberikan ruang untuk aksi mereka,”jelas Israwadi. Kompol Hardeny yang ditemui di ruang kerjanya mengatakan, bahwa aksi teror bom molotov di Kabupaten Gowa masih dalam penyidikan. Namun hingga kemarin, belum diketahui motif pembakaran Kantor Lurah Katangka dan temuan bom molotov di dua kelurahan lainnya. “Sementara untuk penanganan aksi unjukrasa, polisi akan bertindak tegas kepada siapapun yang berusaha mengacaukan Kabupaten Gowa.Kalau ada yang coba- coba membuat kacau, akan saya tangkap,”tegasnya.

Pengamanan Pelantikan

Meski jadwal pelantikan bupati terpilih periode 2010-2015 belum jelas, aparat kepolisian telah menetapkan jumlah pengamanan menjelang dan saat pelantikan. Kompol Hardeny mengatakan, pada saat pelantikan nanti, polisi akan melibatkan 2/3 dari jumlah personel Polresta Gowa. “Kita akan kerahkan 2/3 personel polisi atau sekitar 567 aparat kepolisian sehari dan saat pelantikan,” jelas Hardeny. Hardeny mengatakan, pengamanan akan dilakukan secara berlapis.

Rencananya, polisi akan membentuk pengamanan dengan model ring satu hingga ring tiga. Hanya saja, belum diketahui pasti personel apa yang diturunkan dalam pengamanan berlapis tersebut. “Yang jelasnya,kita akan bentuk tiga ring di lokasi pelantikannya. Seperti apa bentuknya, nanti menjelang pelantikan akan kita beritahu,”jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar